‘Solo Kota Budaya’ , kini bukan sekedar wacana, namun
sudah terpampang nyata . Event budaya mulai menjarah keseluruh sudut kota,
ikon-ikon budaya dibangkitkan dari tidur panjang dan diperkenalkan kepada penghuninya.
Di Solo ada berbagai macam event yang digelar setiap tahunnya, antara lain Solo Batik Carnival, SIPA (Solo International Performing Arts), KREASSO (Kreasi Anak Sekolah Solo), Solo Creative Expo dan lain-lain. Event-event tersebut tidak hanya menyemarakan kota agar semakin hidup namun juga ikut melestarikan budaya dari Solo itu sendiri. Dari event-event tersebut, event yang paling menarik adalah Solo Batik Carnaval.
Solo Batik Carnival ke 3 (tahun 2010) berlangsung pada sore hari dan rute yang diambil sama seperti rute SBC tahun 2008.
Waktu itu aku dan sekeluarga menunggu di depan Sriwedari. Meskipun masih siang hari kira-kira pukul 14.00 WIB, masyarakat sudah berdatangan .Tampaknya masyarakat begitu antusias hingga mereka rela menunggu di tengah teriknya matahari. Seiring menjelang sore, masyarakat terus bertambah dan jalanan dipneuhi orang-orang yang berlalu lalang.
Setelah lama menunggu, akhirnya peserta Solo Batik Carnaval tiba dihadapan kami.Seakan-akan seperti disiram air di tengah panasnya matahari karena kedatangan mereka memberikan nuansa yang berbeda. Pertama disuguhkan dengan rombongan kereta kuda. Selanjutnya adalah rombongan yang kami nantikan. 'Seketika Solo Menjadi Lautan Batik'. Para peserta menebar senyum sambil bergaya mampu menghidupkan suasana saat itu. Masyarakat yang semula tampak lesu berubah menjadi semangat dan keceriaan terlukis di wajah mereka.
Tema yang diusung kali ini mengenai tema 'Sekar Jagad' artinya 'Bunga Dunia'. Parade tersebut dibagi beberapa kelompok sesuai dengan tema dan warna. Ada yang berbeda dari Solo Batik Carnival tahun lalu, saat itu peserta lebih banyak dan lebih bervariasi. Beragam bentuk yang ditampilkan sangat menarik sehingga membuat ku tidak berhenti memotretnya .
Setelah semuanya selesai, kami sekeluarga pulang dengan hati nan riang. Event tersebut tidak hanya menjadi gambar yang diabadikan lewat kamera namun juga membuka cakrawala baru bagi warga kota Solo.
Salah satu bentuk yang terinspirasi dari merak |
Kemudian selang 1 tahun event Solo Batik Carnival diadakan kembali pada bulan juni. Nuansa kali ini sungguh berbeda dari SBC sebelumnya, yaitu diselenggarakan malam hari. Suasananya lebih ramai karena masyarakat disuguhkan beberapa pertunjukan musik sambil menunggu peserta SBC tiba.Selain itu beberapa panggung disediakan khusus bagi para pengunjung yang ingin melihat SBC lebih dekat dan foto bersama.
Pengunjung melihat pertunjukan musik |
Pembukaan Solo Batik Carnival juga tidak sama seperti tahun lalu, untuk SBC tahun ini pembukaan berada di Stadion dan semakin meriah dengan adanya beberapa tokoh tersohor, seperti Nadine Alexandra Dewi. Inda Adeliani, Alessandra K Usman dan Reisa Kartika Sari. Tema mengambil dari cerita legenda, yaitu Andhe-Andhe Lumut, Roro Jonggrang, Ratu Pantai Selatan dan Ratu Kencana Wungu.
Setelah beberapa waktu menunggu, peserta mulai terlihat dan para pengunjung disarankan agak menjauh agar mereka bisa lancar ketika lewat. Dari kejauhan, kerla-kerlip cahaya mempercantik pemandangan malam itu. Dari depan memancar sinar yang sangat cerah hinga menerangi apapun yang berada di sekelilingnya. Alurnya dibuat ada selingan beberapa penari ketika sudah menampilkan rombongan peserta yang memakai kostum Solo Batik Carnival. Event berjalan dengan lancar dan cepat sehingga sulit untuk mengabadikan foto. Namun tidak sia-sia datang ke sanam karena bisa menikmati Solo Batik Carnival dalam nuansa malam yang indah. Menurut saya, event yang satu itu cukup totalitas dari berbagai aspek.
Lampu menghiasi kostum SBC |
Peserta terkena sianr dari depan |
Gemerlap SBC |
Beberapa penari ikut menyemarakan SBC |
No comments:
Post a Comment