Tuesday 15 September 2015

Sebuah Renungan Ketika Privasi Dijajah Teknologi

Lama gak posting blog, kali ini si blogger hanya mau menuangkan segelintir opini sebelum lenyap dari pikiran. Tolong opini ini dijadikan bahan hiburan, sekadar bacaan atau iseng baca aja. Jangan terlalu dimasukkan ke hati. Ambil manfaat dari postingan ini.

Selama beberapa dekade, dunia telah berubah drastis. Mulai dari masyarakat primitif menjadi masyakarat modern yang kreatif. Era sekarang adalah era dimana informasi diibaratkan seperti makanan pokok setiap individu. Apalagi kebutuhan tersebut didukung dengan adanya gadget-gadget canggih. Semakin mudahnya memperoleh informasi, memberikan dampak positif dan negatif. Positifnya, kita jadi bisa berbagi ilmu atau mendapatkan ilmu bermanfaat, mengenal banyak orang, bisnis dan sebagainya. Sisi negatifnya seperti meningkatnya individualitas, kurang peka , privasi tidak dibatasi.

Dari sekian penjelasan di atas, pembahasan yang akan dikupas secara gamblang, yaitu ketika privasi dijajah teknologi. Mungkin sebagian dari kita sadar bahwa dunia maya merupakan sebuah wadah berbagi tapi privasi masih dibatasi. Namun ada juga orang yang beranggapan, dunia maya sudah seperti buku diary. Hal itu gak bisa disalahkan pula. Masing-masing pasti punya alasan tersendiri , mengapa mereka melakukannya. Contohnya : seseorang berbagi kisah pribadinya saat ditipu oleh seseorang, maka pengalaman tersebut bisa dijadikan pelajaran buat si pembaca untuk ke depannya.
Kalau demikian masih wajar ya tapi jika sudah berlebihan, akan ada kemungkinan berbuah malapetaka. Alangkah baiknya dipertimbangkan dahulu sebelum posting. Ingatlah "Di dunia ini gak semua orang berhati malaikat ". Status atau tingkah laku kita bisa dimanfaatkan orang jahat guna melancarkan aksinya. Maka dari itu, gunakan teknologi secara bijak supaya kehidupan kita gak diacak-acak.

Beberapa situs baik itu sosial media maupun situs lainnya memberikan fitur yang bisa kita atur. Misalnya di fb, ada setting privasi "Khusus dan hanya saya" . Kita bisa manfaatkan fitur tersebut, walaupun gak menjamin privasi terjaga (barang kali aja ada yang bajak) namun setidaknya bisa meminimalisir kejadian tak diinginkan.

Sesungguhnya saat ini, kita sedang diuji atas pengendalian diri. Seseorang yang bersikap dewasa, dia akan berpikir dua kali lipat dalam bertindak. Daripada membeberkan privasi lebih baik menuangkan ide dengan nulis artikel, menambah penghasilan lewat bisnis online, berkarya serta aktivitas positif lainnya.

Dunia maya tanpa sadar berimbas ke dunia nyata. Kalaupun kita mau ngetik ungkapan semacam 'doa' di dunia maya, boleh-boleh aja (asalkan gak bermaksud riya'). Jangan anggap dunia maya itu sepenuhnya terpisah dari dunia nyata. Mungkin sebagian ada yang berkata " Memang malaikat mantau kita di sosial media?" Hati-hati sama pernyataan seperti ini, kita seolah-olah ingin memisahkan kehidupan kita dari Tuhan. Sekadar ucapan bisa bernilai do'a lho. Setiap amal di dunia pasti ada pertanggungjawabannya kelak di akhirat.
Cukup sekian dulu, jika ada salah kata dalam postingan ini, si blogger minta maaf. Semoga bermanfaat :)

2 comments: