Friday 19 February 2016

Kepo Strata 1 : Dia

"Dia.. dia ..dia"
"Hmm siapa dia? " batin Rey sambil menggoyahkan kacamatanya. Ia menatap laman beranda facebook dengan tatapan bak sang singa sedang memburu mangsa. Tak berkedip dan tak berkutik. Rasa penasarannya begitu menggelora hingga ia mulai menelusuri lebih jauh teka-teki tentang "dia".

Hampir satu jam lebih, ia membolak-balik akun berinisial "A" namun tidak satupun informasi yang bisa didapatkannya. Rentetan kata dalam statusnya tak terlewatkan sedikitpun. Rey terus menggali, meresapi setiap makna dalam kalimat mutiara terlontar dalam kolom status A. 


Rey hampir tak kuasa menahan kantuk, seakan-akan bendera putih ingin menyuruhnya berkata "Menyerahlah.. ". Mata indahnya sudah sedikit kuncup sedangkan jari-jari panjangnya masih tak rela terlepas dari badan tikus . Ia mengalihkan anak panah pada kata biru bertuliskan 'Tentang'. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh sebuah situs blog yang tertera di sana. "Yess ... gak sia-sia juga.."




Tanpa pikir panjang, Rey membuka situs itu sambil tersenyum penasaran. Dibacanya tiap artikel dengan penuh hikmat. Sejenak dia terhenti, keringat dingin membasahi tubuhnya dan terheran-heran pada sebuah kalimat merujuk pada dirinya.

" Engkau bagaikan malaikat turun dari surga membawa ribuan bunga ghaib yang selalu kau tebarkan kepada orang-orang di sekitarmu. " 
Kau membuatku jadi diriku sendiri. Hampir dari setengah hidupku berubah arah menjadi lebih baik, hanya dengan memperhatikan sifatmu. Terima kasih sudah memberikanku inspirasi meskipun kau tak begitu menyadari. Aku berharap kau tak membaca segelintir curahan hatiku ini.
Teruntuk Rey (Dia tetaplah dia, tak berbeda di dunia maya maupun nyata).

 "Hmm... berarti dia tahu keberadaanku, sungguh tak adil!!"
Semalaman Rey dihantui rasa penasarannya terhadap sosok pengagum rahasia. Waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 WIB, namun pikiran masih berjalan ke sana ke mari mencari celah untuk menenangkan hati. Baru kali ini, dia terlalu peduli dengan seseorang. Biasanya dia acuh pada wanita dan menganggap semua sama, tak ada istimewa. 

-----

bersambung ......... (entah dilanjutkan atau tidak :D)

Cerita ini terdiri dari 99% fiksi + 1% pengalaman pribadi 

No comments:

Post a Comment