Tuesday 11 October 2016

Sepotong Pengalaman Menggambar : Periode Awal

Hai sobat blogger, apakah diantara kalian ada yang punya hobi 'menggambar' ? atau sedang dalam fase awal tertarik pada hobi tersebut ? Oke, tidak masalah. Kali ini Saya ingin berbagi sedikit pengalaman dan bakal dirangkum sesingkat-singkatnya.

Mengapa memilih 'menggambar' untuk dijadikan hobi ?

Latar belakang Saya suka corat-coret karena kesulitan menumpahkan perasaan melalui kata-kata (eaa :D). Pertama kenal aktivitas 'menggambar' saat masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Waktu itu, Saya senang lihat dongeng pak Raden di televisi. Saya amati, hayati, resapi dan ternyata menarik juga kalau bisa menggambar seperti beliau. Akhirnya Saya putuskan mengambil pensil beserta temannya untuk mengikuti gerak-gerik beliau. Meskipun susah, Saya tetap senang bisa corat-coret meluapkan kegundahan hati. Terkadang juga suka menggambar tokoh-tokoh kartun.

Pak Raden via statiktempo.co

Seiring berjalannya waktu, Saya suka mencoba hal-hal baru sehingga hampir lupa sama aktivitas "menggambar". Sempat vakum beberapa tahun hingga akhirnya Saya diingatkan kembali dengan adanya tayangan anime dan membaca manga. Karakternya yang lucu dan keren menarik perhatian Saya untuk menggambar ulang. Setelah ayik dengan redraw, Saya mencoba menggambar karakter asli sendiri (original character).

Gambar Masa Lalu
 Setelah vakum lagi beberapa tahun, Saya mulai menekuninya kembali hingga sekarang. Objek yang digambar pun lebih bervariasi, mulai dari background hingga doodle.

Realis

Sungai

Doodle

Ketika memutuskan terjun lagi dan berlatih, ternyata banyak ilmu yang perlu dipelajari dan sesering mungkin mengasah skill supaya ada kemajuan. Sebenarnya waktu awal menggambar, seseorang membutuhkan refrensi. Misalnya : si X ingin menggambar pohon pepaya tapi masih terlihat samar-samar di dalam benaknya. Maka dari itu, sebelum si X menggambar alangkah baiknya mencari refrensi seperti apa objek pohon pepaya asli. Bisa melalui internet atau langsung datang ke lokasi. Selanjutnya, si X mengamatinya dan memperhatikan bagian-bagian pada pohon pepaya secara detail, seperti batang, daun, tangkai sampai terksturnya sekalipun.

Jika sudah mengetahui gambaran secara utuh, si X bisa menggambarnya dengan sesekali melihat ke arah objek. Sadar ataupun tidak, visual pohon pepaya otomatis melekat dalam memori si X, sehingga di lain waktu dia bisa melatih menggambar pohon pepaya tanpa melihat objek aslinya.

Nah, sementara sampai di sini dulu sobat blogger. Lain kali bakal disambung lagi dan berharap bisa berbagi lebih banyak tentang menggambar. Oh ya, share juga pengalaman kalian di kolom komentar supaya menambah wawasan. Semoga artikel ini bermanfaat

Terimakasih atas kunjungannya

Jangan lupa main ke instagram ya :D (promo)

ig : istiana fi

2 comments:

  1. Dulu aku hobi menggambar, tapi semenjak negara api menyerang semuanya berubah :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh pantesan tulisan kak Anggi, agak panas :D

      Delete