Sunday, 29 September 2024

Pengalaman Keracunan yang Tak Terlupakan

Jelang akhir September ini, lebih tepatnya hari Rabu pagi sekitar pukul 09.00 WIB, selepas mengikuti acara dan keluar dari pintu, tubuh merasakan hal tak biasa. Ku pikir karena masuk angin atau kurang tidur. Eh... tapi entah kenapa berlanjut dengan gejala lain yang lebih parah. Kepala pusing kliyengan, pandangan kabur, sebelumnya sempat mual, rasanya hampir ingin pingsan. 

Alhasil memutuskan untuk ambil jeda ke kamar mandi, gejala-gejala tadi campur aduk jadi satu sampai terbesit "Apakah ini akhir dari dunia ini?" Gumamku dalam hati. 
Selang beberapa waktu, diare hebat disertai rasa mulas yang teramat melilit, tampaknya menghabiskan sebagian energiku. 

Untungnya, pusing sudah hilang dan mual sudah tidak terlalu terasa. Jeda istrirahat sebentar, memberanikan diri untuk pulang dan minta tolong dibonceng. Tadinya aku yang ada di depan sekarang gantian di belakang, takut tiba-tiba hilang keseimbangan. 

Saat berada di tempat acara tadi, tidak tahu bahwa diri ini sedang mengalami keracunan hingga pulang ke rumah. Ternyata, satu anggota di rumah juga mengalami gejala yang sama. Barulah ketahuan bahwa ini perihal salah konsumsi akibat tidak terlalu hati-hati. 

Setibanya di rumah, fisik terbaring lemas, tidak peduli keadaan sekeliling. Barulah muncul demam dan mulai merasakan mual, mulas kembali. Seharian tidur, bangun hanya untuk sholat dan ke kamar mandi. Tidak ada nafsu makan sama sekali. Sempat mencicipi sedikit nasi kuning tapi sayang malah bertambah mual plus muntah. 

Bentuk feses diare benar-benar cair seperti air, berlangsung selama lebih 4 hari semenjak kejadian. 

Tidak bisa membayangkan, di benakku hanya terpikir kapan semua akan berakhir? Kapan ini akan berlalu? Apa bisa cepat sembuh? Rasanya mustahil. Lalu sesekali ditepis, semoga lekas berlalu dan dilanjutkan dengan berdoa serta melakukan segala upaya semampunya. 

Ketika proses pemulihan, konsumsi air putih (ini terlalu sedikit karena hanya mengandalkan air putih di dekat kasur saja, tidak ada tenaga sama sekali untuk ambil air putih jarak jauh, kisaran 2 hari). Kadang diberi pisang, air jahe dan air degan (kelapa muda) oleh kakak. Fisik sedikit membaik dan terhidrasi, pasalnya air jahe dan kelapa muda meredamkan gejala-gejala keracunan (tentunya atas izin Alloh). 

Sebenarnya ada inisiatif saudara dan kerabat untuk periksa ke dokter, tapi kala itu fisik masih sering mules dan lemes. Jadi mengurungkan diri untuk melakukan perawatan pribadi saja, usaha semampunya plus berdoa. 

Yang ada dipikiranku saat itu hanya pasrah. "Wahai tubuhku, kalian semua sedang berjuang keras untuk melawan racun, terima kasih tubuhku, terima kasih Ya Alloh, aku juga berusaha semampuku dengan banyak istirahat dan konsumsi asupan sehat" Batinku ketika ada di fase-fase terberat menahan rasa sakit. Ngobrol sama tubuh sendiri, kedengarannya aneh tapi menenangkan. 

Di satu sisi diberi obat dari kakak yang periksa, namun hanya ku minum 1 tablet di hari ke empat. Itupun ku minum karena rasa mual sudah berkurang banyak dan sudah nafsu makan. Bentuk tabletnya hitam, agak tebal, kecil, bulat, manfaatnya untuk detoksifikasi.

Setelah H+5, sudah mulai menunjukkan tanda-tanda fisik membaik. Belum BAB lagi, tapi gejala lainnya berangsur menghilang. Alhamdulillah, sujud syukur setiap muncul satu per satu nikmat yang dapat dirasakan. Mungkin ini sebagai pelajaran ke depannya untuk lebih bisa berhati-hati dan bersyukur, menghargai setiap kenikmatan. 

Tips saat keracunan: tidak panik, istirahat, penuhi asupan cairan bisa dengan air putih maupun air kelapa. Air jahe juga bagus, sebab mengandung zat-zat yang meredam beberapa gejala, seperti mual. Di sini dapat memilih konsumsi buah pisang guna mencukupi nutrisi. 

Sekian dulu sobat blogger, ambil hikmahnya saja ya... 
Terima kasih sudah berkunjung ke blog. Apakah kamu punya pengalaman serupa? Bisa share di kolom komentar :) 



No comments:

Post a Comment