Pengalaman Mengobati Luka Kucing Secara Alami

Hai sobat blogger, beberapa minggu yang lalu ada sebuah kejadian menimpa kucing di rumah. Dia bertengkar dengan kucing jalanan, hingga akhirnya menorehkan luka di bagian punggungnya. Awalnya si blogger biarkan saja karena melihat gerak-geriknya masih lincah serta banyak makan, membuat si blogger tidak begitu mengkhawatirkannya. Si blogger pikir luka tersebut hanya luka biasa dan bakal sembuh jika dijilat si kucing.

Si Centul kurang enak badan

Di kemudian hari, si blogger mengamati perubahan drastis dalam diri si Centul (nama kucing). Pada dasarnya dia adalah sosok kucing nan aktif, periang, ekspresif dan suka acting ala drakula (alias hobi ngigit :D). Namun kala itu, si Centul tampak terlihat lesu, kurang bersemangat plus kehilangan nafsu makan. Setelah diteliti ternyata luka tersebut berlubang sehingga keluar cairan putih (nanah). Keadaan semakin memburuk tapi dia terkadang masih minum sedikit air. Bingung ...  harus berbuat apa? Si blogger putuskan untuk searching mengenai penanganan luka kucing yang bernanah. Sempat juga mencari refrensi dokter atau klinik hewan di Solo, buat alternatif kalau tidak dapat ditangani sendiri.

Sekian lama mencari informasi, banyak artikel memberikan tips supaya luka dibersihkan terlebih dahulu dengan kapas (sebelumnya kapas dibasahi air hangat lalu diperas). Selanjutnya muncul beragam testimoni mulai dari diberi betadine, rivanol, dan kunyit. Dua obat bernama rivanol dan betadine mengandung antiseptik sedangkan kunyit lebih cenderung kepada antibiotik. Si blogger masih bingung dalam hal ini, ingin diteteskan betadine atau rivanol tapi takut jika sewaktu-waktu si Centul menjilati lukanya. Akhirnya mencoba pengobatan dengan bahan alami yang dirasa aman. Sebelum itu, pernah juga memberikan minyak gosok rasa mint dan beruntung saja si Centul tidak menyentuhnya (perasaan jadi korban kucing percobaan -_-). Tidak berpengaruh sama sekali, malah tambah parah. Hampir putus asa ketika melihat kondisi kucing tampak memprihatinkan, tapi masih punya harapan untuk mencoba media lain, yaitu kunyit.

Langkah pertama, ambil secuil kunyit lalu lumatkan sampai halus dan beri sedikit air. Teteskan pada luka kucing yang sudah dibersihkan. Hasil menunjukkan bahwa luka menjadi tertutup dan mengering. Sayangnya hanya berlangsung selama beberapa jam, luka kembali terbuka diiringi nanah keluar. Si Centul pun juga tidak nafsu makan kurang lebih 3 hari. Seolah-olah seperti tidak ada tenaga, dia tidur terus menerus di tempat sepi. Bau busuk nanah menyeruak, sungguh kasihan nasib si Centul kala itu.

Seiring berjalannya waktu, si blogger teringat akan pengalaman serupa tentang luka bernanah di bagian tubuh sendiri. Si blogger mengetahui ada bahan lain yang terkait dengan antibiotik, yakni bawang putih. Ibu si blogger sering mengkonsumsinya setiap hari dan badan terasa enak. Beliau juga menyarankan agar mengobati luka si blogger menggunakan olesan bawang putih. Atas dasar itulah, si blogger meracik kunyit dan bawang putih, kemudian diperas tepat di bagian luka kucing. Perasan tersebut diteteskan sehari dua sampai tiga kali sehari. Alhamdulillah, keadaan si Centul semakin membaik, meskipun nanah masih keluar. Saat diteteskan, kemungkinan dia akan merasakan sakit perih namun tidak berlangsung lama. Semenjak itu, dia mau menjilat lukanya dan nafsu makan kembali normal. Selama proses penyembuhan, hindarkan luka kucing dari benda atau zat yang memudahkan penyebaran bakteri berkembang. Sembari terus berusaha merawat si kucing, berdo'alah untuk kesembuhannya.

Oh ya, untuk kunyit atau bawangnya tidak perlu dibakar atau digoreng, nanti malah keliru buat bumbu masakan hehehe... Bahan-bahannya mentah dan langsung dibuat perasan, diambil sarinya aja

Cukup sekian dulu sobat blogger, semoga artikel ini bisa bermanfaat. Terimakasih sudah berkunjung :)
Jika punya pengalaman serupa atau lainnya, bisa saling berbagi di kolom komentar

bawang putih dan kunyit

Bawang dan kunyit mengandung antibiotik yang bermanfaat untuk menekan atau menghentikan perkembangan bakteri atau mikroorganisme berbahaya sehingga mencegah terjadinya infeksi.

Ada yang bilang bawang berbahaya untuk konsumsi kucing. Jika khawatir, sebaiknya menggunakan kunyit saja. Dan kunyit pernah juga dicoba ke kucing yang terkena scabies, alhamdulillah atas ijin Allah keesokan harinya sembuh. Lihat juga postingan mengenai "Pengalaman mengobati kucing scabies". 

Setiap kondisi luka berbeda-beda tergantung tingkat keparahannya. Sebisa mungkin segera dibawa ke dokter hewan/ klinik hewan untuk mendapat penanganan yang lebih tepat, apalagi jika lukanya terlanjur parah. Di artikel ini, si blogger hanya berbagi pengalaman seputar pengobatan alami yang pernah dilakukan. Si blogger bukan ahlinya, jadi mohon maaf jika kurang bisa membantu dalam permasalahan kucing lainnya. Apabila khawatir dan ingin tahu lebih jelasnya bisa bertanya langsung ke dokter/klinik hewan/ pakar yang lebih ahli, baik secara online maupun offline.

Banyak orang mencoba mengobati sendiri karena anggaran dan akses ke dokter atau klinik hewan kurang terjangkau. Hal ini bisa jadi PR bagi komunitas kucing, hewan, hingga dokter supaya bisa memberikan pelayanan bagi hewan-hewan tanpa keterbatasan akses tadi. Sejauh ini belum menemukan solusi, sekiranya ada pembaca yang mengetahui informasi atau kemudahan akses, bisa komentar di bawah ini. Kita saling berbagi pengetahuan serta pengalaman guna menolong sesama makhluk hidup.

Jika ada kesalahan informasi dan tidak bisa membalas semua koment di artikel ini karena tenggelam, si blogger minta maaf. Ilmu terbatas, hanya berbagi pengalaman saja. Semoga bisa tambah wawasan juga dari komentar. Meskipun komentar hide, apabila ada waktu luang maka komen positif yang membangun juga bakal dipublikasi untuk menambah bank data para pembaca. 

Sekali lagi terima kasih buat pembaca yang sudah bersedia berbagi dan bertanya di kolom komentar