Dunia ini memang sekarang sudah berbeda. Semula dunia masih alami, jernih, sejuk, seimbang namun seketika luluh lantak semenjak hadirnya insan yang tidak bertanggung jawab. Ulah manusia membuat keruskan di bumi memang sudah keterlaluan. Apa daya, mungkinkah itu semua sudah kehendak dari Yang Maha Kuasa?
Entahlah...
Melalui berbagai pengamatan di sekelilingku, merasa bahwa dunia ini sudah dikontruksi. Bahkan orang-orang Barat sangat dominan. Sebagian dari kehidupan berbagai bangsa sudah mengacu pada budaya mereka.
Pernah membaca sebuah artikel bahwa kebanyakan orang-orang sukses adalah seorang introvert. Wajar jika hal itu terjadi karena mampu menguasai dirinya sendiri, melihat masalah di sekelilingnya secara detail, peka sehingga pikirannya lain daripada yang lain. Sebenarnya kesuksesan itu tidak pandang bulu, barang siapa yang bekerja keras, sungguh-sungguh, tekun, optimis maka mereka akan dapat mewujudkan mimpi mereka. Lepas dari diskriminasi antara introvert dan ekstrovert, sadarkah kita jika seiring perkembangan zaman manusia lebih cenderung individual? kecanggihan teknologi memang ada positif serta negatifnya. Dampak positifnya, manusia semakin kaya informasi, komunikasi semakin lancar, serba mudah, serba cepat, dan sepertinya kita terkejut dengan era globalisasi ini. Orang yang sadar akan memanfaatkannya untuk kepentingan positif sedangkan "yang terkejut" bisa jadi menggunakannya untuk kepentingan negatif. Dampak negatifnya antara lain; individual semakin bertambah, maraknya pornografi, tidak ada batas antara dunia maya dan nyata, dan lain-lain.
Selain itu, keberadaan alat tukar berupa uang yang tampaknya mempermudah sebenarnya ada "tangan jahil" di sebaliknya. Apakah adil seorang kuli yang mengangkat beban hingga puluhan ton dibayar dengan selembar kertas bertuliskan angka-angka? Kalau kita sadar lebih baik memakai barter daripada uang. Sistem yang baik sepertinya sudah dikacaukan dan diganti oleh sistem semu.
"Ambigu, ambigu, ambigu"
Satu kata tepat menggambarkan keadaan dunia yang memang hampir rancu. "Hampir" karena masih ada beberapa insan sadar akan hal tersembunyi dibalik kesenangan semu.